Ini tentang kehidupan yang nyata, gua cerita tentang hancurnya
persahabatan. berawal dari jakarta nama gua Erril Hendrial, dan teman
gua Sholahuddin al-qosam, kita berdua mendapat pekerjaan di tanggrang di
PT.Ega Tekelindo Prima, gua dan teman gua menjalani pekerjaan yang ada
di jatake, tanggrang. gua bersama qosam berangkat dari jakarta ke
tanggrang. setelah sampai disana kita mencari perusahaan tersebut.
setelah dicari kita berdua langsung ketemu tempatnya, tidak terlalu
sulit untuk mencari alamat. setelah itu kita berdua masuk kerja, saya
dan qosam ditempatkan di Design Enginering TR (Tegangan Remdah). setelah
pulang dari tempat kerja, kita langsung bergegas mecari kontrakan,
cukup sulit mencari kontrakan di daerah area pabrik, cukup lama juga
kita mencari, dan akhirnya ketemu juga, yang bertempat di pasir awi,
kita berdua hidup bareng.dan selalu bersama, sudah cukup lama jugakita
bersama muncul lah Hari Maulana, dan Bahar Syndroum.
Mereka berdua dateng dan tinggal bersama, anggota kita semakin
bertambah jadi kalo sudah berempat kita bikin persahabatan. dimana
persahabatan ini jangan ada yang sampe runtuh kita hidup susah bareng
senang pun kita bareng. kita berempat semakin sering jalan-jalan
mengelilingi kota tanggrang. hampir setiap hari kita berempat
mengelilingi kota tanggrang, semakin asiknya persahabatan kita berempat
sampai lupa kerja, kita berempat tidak masuk kerja dan kita berangkat ke
jakarta 1 harian penuh kita jalani berempat di jakarta, kita keliling
kota jakarta,kita di jakarta sampai uang tidak ada berhentinya sampai
sampai kering di kantong tidak tersisa. setelah itu kita pulang lagi di
tanggrang,
Setelah itu perjalanan kita ke bogor
menginap di tempat Hari Maulana,tapi sayang Sholahuddin Al-Qosam tidak
bisa ikut karena pekerjaannya yang sangat banyak.dan akhirnya yang
berangkat kesana cuman bertiga saja, Saya, Hari, dan Bahar. dan kita
bertiga sepakat untuk mengajak salah satu alumni dari tempat kerjaan
yang bernama Muhammad Fajar, dan kita jalani semua bersama.kita berempat
seperti persahabatan kita di kontrakan. dan kita bertiga sedih karena
si Qosam yang ngebet minta ke bogor eh malah dia yang ngga bisa dateng.
sayang sekali kayanya dia ngga bisa dateng padahal disini enak banget,
tapi sayang di bogor cuman 1 hari saja jadi tidak puas jalan-jalannya.
setelah kita pulang di bogor kita langsung bergegas ke tanggrang untuk
menunjukan foto yang ada di bogor. si Qosam merasa iri dengan
jalan-jalan yang kemarin itu.
Sudah cukup lama juga
kita berempat tidak pernah jalan-jalan lagi karena kesibukan mereka yang
sangat tidak penting, tetapi walaupun sudah tidak jalan-jalan lagi,
kita di kontrakan masih bisa senang-senang, tetapi sebenarnya
Erril,Hari, dan Bahar sebenarnya ga enak juga sama si Qosam soalnya dia
tuh kalo ke tanggrang uangnya selalu ga ada, apa boleh buat kita bertiga
menghidupkan Qosam yang itu,kita bertiga itu ngga tau tentang
keluarganya dia bilang sama kita tentang keluarganya cuman yang pait
aja, jadi kita kasian sama si Qosam, huh...
Awal-awalnya kita hancurnya itu di saat bayar kontrakan, bayaranya
setiap bulan pasti tidak rata, apboleh buat gua yang nombokin, setiap
bulan begitu terus akhirnya gua begah, kenapa yang nombok selalu gua,
dan akhirnya gua keluar dari kontrakan itu, tetapi persahabatannya belum
keluar, persahabatan itu masih kita jalani bersama, gua tinggal bersama
Lud Joko, dan Buyung Sadam Hussen, setelah lama itu gua keselnya itu si
Qosam mau membeli iPed Samsung waw banget itu keliatannya, tetapi
uangnya itu dari mana kalo kita berempat jalan dia selalu di bayarin.
Erril, Hari dan Bahar sedikit kesel juga dengan kelakuan si Qosam,
beberapa bulan kemudian iPed nya si Qossam bilangnya ilang sama gua,
padahal gua kaga pernah megang ngeliat atau bersama Qosam kenapa harus
gua yang disalahkan. dan ternyata iPed ya itu tidak hilang si Qossam
menjual nya, nah dari sinilah gua misah dari persahabatan itu, karena
hilangnya iPed itu 1 perusahaan pada tau kalo iPednya itu ilang sama
gua, kan nama gua jadi jelek di perusahaan tersebut,dan sampai detik ini
dia belum mau minta ma'af sama gua, apa boleh buat gua juga ngga mau
neger atau liat dia lagi...
dan akhirnya gua hidup sendirian di kontrakan yang bertempatan di Perum II..
SEKIAN dari saya terima kasih yang sudah membaca cerita ini, bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.